Budidaya kangkung (Ipomoea aquatica) cukup populer di Indonesia karena tanaman ini mudah tumbuh dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Kangkung dapat tumbuh baik di berbagai jenis tanah, namun lebih optimal di tanah yang subur, gembur, dan memiliki pH tanah sekitar 5,5 hingga 6,5. Selain itu, tanaman kangkung lebih cocok tumbuh di daerah dengan suhu antara 25-30°C dan membutuhkan banyak air, sehingga cocok untuk ditanam di lahan yang memiliki sistem irigasi yang baik atau bahkan di area yang tergenang air. http://anzac100.nzherald.co.nz/
Langkah pertama dalam budidaya kangkung adalah mempersiapkan lahan atau wadah tanam. Kangkung dapat dibudidayakan baik di tanah darat maupun di lahan yang tergenang air seperti sawah atau kolam. Jika menanam kangkung di tanah, lakukan pengolahan tanah dengan cara mencangkul atau membajak untuk menggemburkan tanah dan menghilangkan gulma. Setelah itu, buat bedengan dengan jarak antar bedengan sekitar 30-40 cm. Jika budidaya dilakukan di lahan tergenang air, pastikan air menggenang dengan kedalaman sekitar 5-10 cm. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Pemilihan bibit kangkung juga sangat mempengaruhi hasil panen. Bibit kangkung dapat diperoleh dari stek batang atau biji kangkung yang telah disemai. Stek batang merupakan cara yang paling umum digunakan, yaitu dengan memotong batang kangkung yang sudah cukup panjang dan memiliki akar. Stek batang tersebut kemudian ditanam di tanah atau di media tanam yang sudah dipersiapkan. Setelah batang kangkung ditanam, berikan penyiraman secara rutin agar batang yang ditanam bisa cepat tumbuh dan berkembang. Sebagai alternatif, biji kangkung juga bisa disemai terlebih dahulu di bedengan hingga berkecambah dan dipindahkan ke lahan setelah bibit cukup kuat.
Perawatan tanaman kangkung meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama serta penyakit. Penyiraman perlu dilakukan secara rutin, terutama jika tanaman ditanam di tanah yang kering. Kangkung membutuhkan kelembaban yang cukup untuk tumbuh optimal, dan kelembaban yang tinggi juga dapat mempercepat proses pertumbuhannya. Pemupukan dilakukan secara teratur, terutama dengan pupuk yang mengandung nitrogen untuk mendukung pertumbuhan daun. Pupuk fosfor dan kalium dapat diberikan untuk mendukung pembentukan akar yang baik. Selain itu, pastikan untuk mengendalikan hama seperti kutu daun dan ulat yang dapat merusak tanaman kangkung. http://assets-stage.scup.org/
Penyiangan gulma juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan agar tanaman kangkung tidak bersaing dengan tanaman lain yang tidak diinginkan. Gulma dapat menghambat pertumbuhan kangkung dengan menyerap nutrisi dari tanah. Selain itu, mulsa bisa digunakan untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan air, dan menjaga kelembaban tanah. Mulsa juga dapat membantu menjaga suhu tanah tetap stabil, yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman kangkung. Lakukan penyiangan secara rutin untuk menjaga kebersihan lahan dan memastikan tanaman kangkung tumbuh dengan sehat.
Kangkung biasanya siap dipanen dalam waktu 3 hingga 4 minggu setelah penanaman, tergantung pada cara penanaman dan kondisi pertumbuhannya. Ciri-ciri kangkung yang siap panen adalah ketika batang dan daun sudah tumbuh subur, berwarna hijau segar, dan panjangnya sudah cukup untuk dipetik. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik batang dan daun kangkung secara hati-hati menggunakan tangan atau gunting agar tidak merusak tanaman yang masih muda. Setelah dipanen, kangkung dapat langsung dijual atau dikonsumsi. Sebaiknya kangkung yang dipanen segera dipasarkan karena kangkung adalah sayuran yang mudah layu dan tidak bisa disimpan lama. https://www-dev.halverson.xd.ampagency.com/