Kim Jong-un adalah pemimpin Korea Utara yang saat ini menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi negara tersebut, menggantikan ayahnya, Kim Jong-il, setelah kematian sang ayah pada tahun 2011. Lahir pada 8 Januari 1983, Kim Jong-un adalah anak bungsu dari Kim Jong-il dan istri keduanya, Ko Yong-hui. Meskipun awalnya tidak banyak yang mengetahui tentang kehidupan pribadinya, Kim Jong-un mulai dikenal luas saat ayahnya sakit parah dan muncul sebagai penerus yang dipersiapkan untuk memimpin negara. Ia memulai pendidikannya di Swiss, di mana ia belajar di sekolah internasional di Bern dengan menggunakan nama samaran untuk menjaga kerahasiaan identitasnya. https://articulator.avadent.com/
Setelah kembali ke Korea Utara, Kim Jong-un mulai dipersiapkan untuk memimpin negara dengan mengambil alih berbagai posisi penting di partai dan militer. Pada 2010, ia diberi pangkat jenderal, meskipun masih sangat muda, dan menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang akan mengambil alih kepemimpinan negara setelah ayahnya. Ketika Kim Jong-il meninggal pada 2011, Kim Jong-un resmi naik ke tampuk kekuasaan dengan didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi yang mendukungnya, meskipun dihadapkan dengan tantangan internal dan eksternal, termasuk keraguan mengenai kemampuannya dalam memimpin.
Selama masa pemerintahannya, Kim Jong-un memperkenalkan sejumlah kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat daya saing negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu kebijakan penting yang dijalankan adalah “Ekonomi Sosialis yang lebih baik,” yang berfokus pada pengembangan industri dalam negeri, pertanian, dan proyek-proyek infrastruktur. Meskipun menghadapi sanksi internasional yang berat, Kim Jong-un terus berusaha untuk memodernisasi sektor-sektor penting ekonomi Korea Utara, meskipun hasilnya terbatas karena isolasi internasional yang ketat.
Kim Jong-un juga dikenal karena kebijakan luar negeri yang kontroversial dan intensitas militernya yang tinggi. Di bawah kepemimpinannya, Korea Utara melanjutkan program pengembangan senjata nuklirnya, yang menjadi sumber ketegangan yang signifikan di Asia dan di seluruh dunia. Uji coba nuklir dan peluncuran roket yang dilakukan oleh Korea Utara selama masa pemerintahannya telah menimbulkan kecaman internasional dan sanksi dari negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Namun, Kim Jong-un juga melakukan sejumlah langkah diplomatik, seperti pertemuan bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump pada tahun 2018, meskipun negosiasi mengenai denuklirisasi Korea Utara masih menemui jalan buntu.
Selain kebijakan luar negeri yang kontroversial, Kim Jong-un juga memiliki citra yang sangat terpusat pada kekuasaan pribadi, dengan menjaga kontrol penuh atas pemerintahan dan militer negara. Ia dikenal karena menggunakan strategi intimidasi dan pemusnahan terhadap orang-orang yang dianggap mengancam kedudukannya. Beberapa pejabat tinggi dan anggota keluarga yang dianggap sebagai rival politiknya dilaporkan telah dieksekusi atau dihukum mati selama masa pemerintahannya. Kim Jong-un juga memperkuat kultus kepribadiannya, dengan menggambarkan dirinya sebagai penerus yang sah dari ayah dan kakeknya, Kim Il-sung, pendiri negara. http://pliki.dziennikwschodni.pl/
Meskipun demikian, Kim Jong-un juga menghadapi berbagai tantangan internal dalam pemerintahan dan masyarakat. Ketegangan antara keinginan untuk melanjutkan tradisi rezim diktator keluarganya dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik menjadi isu penting selama masa pemerintahannya. Selain itu, meskipun sangat terbatas, ada indikasi bahwa dia mulai mengadopsi beberapa langkah yang lebih pragmatis dalam menghadapi tantangan ekonomi, termasuk berusaha membuka peluang perdagangan dengan negara-negara tetangga seperti China. Namun, pemerintahan Kim Jong-un tetap berada dalam bayang-bayang ketegangan internasional, dengan masa depan negara ini masih penuh ketidakpastian.